
Surat Perintah 11 Maret 1966 atau yang sangat populer dikenal
"Supersemar" adalah surat perintah yang ditandatangani oleh
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata/Mandataris MPRS/Pemimpin Besar
Revolusi Sukarno pada tanggal 11 Maret 1966.
Sebagian kalangan sejarawan Indonesia meyakini bahwa ada beberapa versi naskah Supersemar, sehingga masih perlu adanya penelusuran dan penelitian terhadap naskah Supersemar yang asli yang ditandatangani oleh Presiden Sukarno di Istana Bogor. Sampai saat ini pun, naskah Supersemar yang asli masih misterius dan belum ditemukan, karena para pelaku sejarah lahirnya Supersemar semuanya telah meninggal dunia.
Supersemar itu sendiri menjadi kontroversi,
karena naskah asli Supersemar itu sendiri sudah hilang keberadaannya. Banyak
pihak yang mengklaim memegang naskah asli Supersemar dan banyak pihak yang
mengklaim tahu peristiwa di belakang layar mengenai Supersemar. Misalkan saja
Soebandrio mantan Menlu Indonesia saat itu di dalam autobiografinya mengklaim
bahwa terjadi aksi pemaksaan terhadap Sukarno agar beliau menandatangani
Supersemar. Ada pihak yang mengklaim Supersemar yang beredar di buku sejarah
adalah versi Angkatan Darat sedangkan ada yang mengklaim mereka punya versi
aslinya terlepas dari semua kontroversi itu, sesungguhnya ada orang yang
benar-benar mengetahui tentang proses terjadinya Supersemar tersebut namanya
jarang disebutkan di dalam buku-buku sejarah dan hampir tidak pernah didengar
Konon dia disebut
manusia dibelakang layar dalam berbagai konspirasi politik di Indonesia, namun
beberapa pihak ada yang menyebutnya The Silent Power, The Kingmaker, Godfather.
Dia adalah seorang politikus hebat yang tidak ingin namanya dikenang oleh
publik bahkan konon menurut bocoran berbagai kawat diplomatik dan rahasia
intelijen negara dialah orang yang bertanggung jawab memegang naskah tersebut !
0 komentar:
Posting Komentar